Langsung ke konten utama

Pagi



Seperti biasanya pagi selalu menjadi penyegar bagi kita. Begitu adanya, siapapun dia yang tidak mengenal indahnya bangun pagi. Merugilah ia.. ada bayangan dimana pagi selalu membawa kita untuk membayang-bayang kebahagiaan. Dari sana tak berarti kita berharap. Cukup saja, bahwa sinar pagi telah menghangatkan kita.
Aku merindukan indahnya pagi dalam kebersamaan. Kawan-kawan seperjuangan mulai bepergian satu per satu. Sedangkan, aku masih berdiri di persimpangan jalan. Akhir jalanku di dunia kampus semakin dekat, namun tak memberi kepastian. Kita akan selalu berada pada situasi sulit. Tapi terkadang aku selalu membuatnya seolah mudah. Meninggalkan banyak peluang yang seharusnya dimanfaatkan menjadi kesalahan terbesar bagiku.
Aku pasti tidak ingin kembali menjajaki jalanan itu. Tapi akan selalu ada arti dari setiap perjalanan yang kita lalui. Kita terdidik untuk tahu banyak hal tentang artinya hidup. Kita tidak sekedar mengenal papan tulis, meja, kursi, tugas, dan ceramah dosen. Kita selalu belajar untuk mengenal manusia dengan segala inspirasinya.
Penghujung status kemahasiswaan ku kian dekat namun sekali lagi tidak memberi kepastian. Aku masih selalu memikirkan bagaimana nasib perjuangan di hari-hari esok. Karena aku tidak ingin meninggalkan kampus dengan kondisi gerakan mahasiswa yang sedang hancur. Apalagi kampus semakin menindas. Banyak mahasiswa yang di DO. Banyak mahasiswa tak mampu membayar kuliah, dan kegiatan mahasiswa mulai dibatasi yang otomatis menghancurkan ruang gerak mahasiswa itu sendiri. Kampus yang represif dicerminkan oleh kondisi Negara yang represif.
Namun keterbatasan waktu dan uang mengharuskan aku untuk segera menyelesaikan studi. Karena aku tidak ingin menyulitkan dan tidak ingin terus bergantung secara materi dari orang tua. Begitulah kiranya, satu sisi kita dihadapkan untuk meninggalkan gerakan mahasiswa yang diambang kepunahan dan serentetan penindasan terhadap mahasiswa, namun di satu sisi aku juga perlu menyambung hidup dan mengisi perut karena keterbatasan yang dimiliki oleh orang tua. Inilah persimpangan jalan yang akan selalu dihadapi oleh mahasiswa.
Namun sekali lagi, ini masih terlalu pagi. Kopi masih perlu kuseduh. Dan mari kita nikmati terlebih dahulu pagi yang indah ini.




Vichi, 6 Desember 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Kunci Rahasia Meningkatkan Omset Penjualan bagi Sales Kanvas

  Sejauh ini, banyak sales yang masih terkendala oleh hasil penjualannya karena tidak mencapai target.   Kalau di daerah yang kita kerjakan sama sekali mengalami fase stuck dan tidak berkembang. Maka kita harus cek atau periksa hal apa yang bikin hasil dari penjualan kita stagnan. Kalau kita sudah tau masalahnya, lalu kita bisa menciptakan solusi tersebut dari masalah yang kita miliki. Jika pencapaian omset diukur dari minggu ke minggu, Berikut ini kunci rahasia   omset penjualan agar meningkat :   1.  Bekerja berbasiskan data Banyak dari kita atau sebagai sales yang meremehkan data. Padahal data adalah faktor kunci kita dalam bekerja. Sayangnya banyak di antara kita yang berfokus pada aktivitas lapangan tapi lemah dalam soal data. Dapat dikatakan bekerja terkait data erat kaitannya dengan tim administrasi atau supervisor, karena hanya mereka yang memiliki keleluasaan dalam mengakses data. Padahal bagi seorang sales, jika bekerja berdasarkan data maka seorang sales di lapangan da

Skema Pemberangusan Demokrasi Kampus

Menyikapi Peraturan Disiplin Mahasiswa UPI 2013 Oleh : Moch. Vichi Fadhli R             Pemuda dan mahasiswa semakin dihadapkan pada ketidakpastian arah dan cenderung terjerambab dalam jurang semu dunia pendidikan kekinian. Hal ini semakin tampak, dalam melihati situasi nasional yang begitu bergejolak, dengan upaya liberalisasi di tubuh pendidikan yang pada akhirnya berimbas pada melonjaknya biaya pendidikan, komersialisasi pendidikan, hilangnya akses rakyat untuk mengenyam Pendidikan Tinggi (PT), juga diskriminasi terhadap rakyat dalam mengakes bangku pendidikan.             Dalam hal ini tentunya secara alamiah akan menumbuhkan gejolak protes masyarakat lewat berbagai aksi karena abainya pemerintah dalam melakukan pencerdasan terhadap seluruh rakyat Indonesia. Khususnya pemuda dan mahasiswa sebagai warga kampus yang turut secara langsung merasakan mahalnya harga kuliah sehingga akan timbul secara sendirinya gejolak massa dalam berekspresi, juga berpendapat dalam berbagai

Masa Depan Manusia VS AI

Oleh : Moch. Vichi Fadhli   Pada sekitar tahun 1950-an, sekumpulan ilmuwan melakukan eksperimen pada sekumpulan Kera di pulau Kojima. Beberapa ilmuwan tersebut menyimpan kentang manis di pasir pantai untuk makanan Kera. Suatu hari, seekor Kera Muda bernama Imo secara sengaja mempelajari cara bahwa Kentang akan terasa lebih enak jika dicuci lebih dahulu. Imo mulai mengajari kepada teman-temannya dan anggota keluarga yang lebih tua untuk membersihkan makanan agar makanan terasa lebih enak. Perubahan perilaku kelompok Kera tersebut mulai perlahan-lahan nampak. Akhirnya sebagian besar Kera mengadopsi cara tersebut dan kebiasaan tersebut menjadi sebuah ‘Norma Baru’ dalam sekelompok Kera. Fenomena ini dikenal sebagai efek Kera ke-100 sebagai bentuk perubahan perilaku. Fenomena ini menekankan tentang arti penting sebuah perubahan perilaku. Dalam diskursus marketing banyak kita temukan tentang perubahan Consumer Behavior . Perubahan juga didorong oleh penemuan-penemuan baru dalam ruang l