Langsung ke konten utama

5 Kunci Rahasia Meningkatkan Omset Penjualan bagi Sales Kanvas


 

Sejauh ini, banyak sales yang masih terkendala oleh hasil penjualannya karena tidak mencapai target.  Kalau di daerah yang kita kerjakan sama sekali mengalami fase stuck dan tidak berkembang. Maka kita harus cek atau periksa hal apa yang bikin hasil dari penjualan kita stagnan. Kalau kita sudah tau masalahnya, lalu kita bisa menciptakan solusi tersebut dari masalah yang kita miliki.

Jika pencapaian omset diukur dari minggu ke minggu, Berikut ini kunci rahasia  omset penjualan agar meningkat :

 

1. Bekerja berbasiskan data

Banyak dari kita atau sebagai sales yang meremehkan data. Padahal data adalah faktor kunci kita dalam bekerja. Sayangnya banyak di antara kita yang berfokus pada aktivitas lapangan tapi lemah dalam soal data. Dapat dikatakan bekerja terkait data erat kaitannya dengan tim administrasi atau supervisor, karena hanya mereka yang memiliki keleluasaan dalam mengakses data. Padahal bagi seorang sales, jika bekerja berdasarkan data maka seorang sales di lapangan dapat menganalisa mana yang bisa jadi prioritas mana yang tidak, mana yang berkontribusi besar bagi omset mana yang tidak, mana yang efektif dan mana yang tidak, mana yang harus dikejar dan mana yang tidak harus dikejar.

 

Contoh kongkritnya begini. Jika kita ingin meningkatkan omset kita harus tahu berapa nilai omset kita di minggu kemarin. Tidak hanya dalam bentuk totalan minggu kemarin, tapi kita harus memiliki data lebih spesifik omset secara per hari bahkan sampai per outlet.

Pengetahuan soal data secara harian akan menjadi stimulus dan perangsang dalam mengejar omset. Mengenai berapa yang harus dikejar tidak lagi abstrak, tapi dalam bentuk angka yang spesifik. Itu kuncinya. Sehingga kita memiliki parameter yang kongkrit dan tidak mengawang-ngawang ketika sedang push omset. Hal yang mengawang-ngawang yang justru akan membuat kita lupa dan tidak gigih dalam mencapai goals omset. Jadi selalu pegang catatan sebagai data dalam bekerja di lapangan.

 

2. Menambah jaringan atau channel baru

Harus kita akui kondisi pasar pada outlet/customer existing yang kita garap tidak selamanya bagus. Ketika kita dihadapkan pada kondisi ini maka cara terbaik seorang sales dengan mempersiapkan cadangan omset lewat bentuk penambahan outlet atau channel baru.

Cara ini juga bisa dilakukan ketika kita mengetahui kondisi omset di minggu ini akan mengalami penurunan. Penambahan jaringan dan pelanggan baru akan menjadi cadangan kantong yang dapat menambal omset yang menurun bahkan akan membalikan kondisi omset yang tadinya menurun jadi meningkat.

Karena kita harus selalu meyakini masih luas dan besar coverage outlet atau customer yang belum tersentuh oleh kita.

Terkait bagaimana cara mencari jaringan baru atau outlet potensial? Akan dibahas khusus.

 

3. Meningkatkan kualitas servis yang kita miliki

Ada beberapa hal yang bisa dikatakan merupakan pelayanan terbaik pada pelanggan kita. Di antara sekian banyak pelayanan terbaik dalam meningkatkan omset, yaitu sebagai berikut:

·         Sediakan waktu yang proporsional bagi outlet atau customer potensial untuk melakukan pembinaan.

·         Memahami masalah yang dialami customer, setelah memahami masalah tersebut pergunakan akal kita untuk memberikan problem solving yang dipadukan dengan produk yang kita tawarkan.

·         Memanfaatkan  beberapa tools yang dimiliki dalam melakukan bonding dengan customer

·         Bersedia melayani kembali pembelian di luar jadwal rutin dengan catatan kondisi memungkinkan (ini kunci khusus meningkatkan omset mingguan)

 

4. Memadukan hubungan transaksional dan relasional

Sales banyak menghabiskan waktunya untuk berinteraksi dengan customer. Padahal untuk melakukan pendekatan pada customer, tetap saja tujuan dari seorang sales adalah bagaimana agar produk kita terjual. Namun tidak menjadi baik juga jika sales datang hanya untuk sebatas hubungan jual-beli saja.

Hal sebaliknya, kita diajari bahwa cara mendekati customer yaitu dengan membangun hubungan yang relasional, berkaitan dengan kedekatan emosional dan bisa masuk wilayah pribadi. Padahal kadang seorang sales akhirnya kehilangan powernya dan terlalu patron (mengekor) terhadap calon target konsumennya. Terlalu mengikuti apa kata konsumen akan menghilangkan daya tawar salesmanship dalam aktivitas pemasaran. Oleh karena itu harus ada komunikasi yang sifatnya persuasif dan sugestif dari seorang sales pada customer.

Konsumen kita punya beragam karakter, namun peluang untuk menghasilkan omset selalu ada, tinggal kita harus pintar memilih masuk lewat pintu yang mana.

 

5.  Perhatikan dan atur pelanggan-pelanggan kunci

Di antara kita pasti ada yang tau mengenai teori pareto 80/20. Teori ini menjelaskan bahwa 80 persen konsekuensi berasal dari 20 persen penyebab. Dalam melihat konteks omset bisa diartikan bahwa bisa jadi 80 persen omset yang kita buat berasal dari 20 persen pelanggan-pelanggan kunci kita. Berfokuslah dulu pada porsi 20 persen pelanggan kunci kita, karena dari merekalah sumber penghasil omset besar kita secara keseluruhan.

Analogi secara spesifiknya yaitu jika kita memiliki total 20 outlet. Ada 4 outlet yang menjadi prioritas kita. Jika dari ke 4 outlet kunci tersebut ada 2 outlet yang mengalami penurunan penjualan, maka kita upayakan 2 outlet lainnya bisa di push omsetnya dan dilakukan treatment khusus untuk bisa membalikan kondisi minus menjadi plus. Ketika kita dapat melakukan treatment terhadap 20 persen outlet kunci kita, maka kita akan terus dapat meningkatkan ritme dan produktivitas omset kita.

Bagaimana jika dari 4 outlet kunci terdapat 3 outlet yang mengalami penurunan? Maka solusinya adalah pada trik nomor dua yaitu menambah jaringan-jaringan dan channel baru yang potensial untuk menjadi kantong omset baru kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Skema Pemberangusan Demokrasi Kampus

Menyikapi Peraturan Disiplin Mahasiswa UPI 2013 Oleh : Moch. Vichi Fadhli R             Pemuda dan mahasiswa semakin dihadapkan pada ketidakpastian arah dan cenderung terjerambab dalam jurang semu dunia pendidikan kekinian. Hal ini semakin tampak, dalam melihati situasi nasional yang begitu bergejolak, dengan upaya liberalisasi di tubuh pendidikan yang pada akhirnya berimbas pada melonjaknya biaya pendidikan, komersialisasi pendidikan, hilangnya akses rakyat untuk mengenyam Pendidikan Tinggi (PT), juga diskriminasi terhadap rakyat dalam mengakes bangku pendidikan.             Dalam hal ini tentunya secara alamiah akan menumbuhkan gejolak protes masyarakat lewat berbagai aksi karena abainya pemerintah dalam melakukan pencerdasan terhadap seluruh rakyat Indonesia. Khususnya pemuda dan mahasiswa sebagai warga kampus yang turut secara langsung merasakan mahalnya harga kuliah sehingga akan timbul secara sendirinya gejolak massa dalam berekspresi, juga berpendapat dalam berbagai

Masa Depan Manusia VS AI

Oleh : Moch. Vichi Fadhli   Pada sekitar tahun 1950-an, sekumpulan ilmuwan melakukan eksperimen pada sekumpulan Kera di pulau Kojima. Beberapa ilmuwan tersebut menyimpan kentang manis di pasir pantai untuk makanan Kera. Suatu hari, seekor Kera Muda bernama Imo secara sengaja mempelajari cara bahwa Kentang akan terasa lebih enak jika dicuci lebih dahulu. Imo mulai mengajari kepada teman-temannya dan anggota keluarga yang lebih tua untuk membersihkan makanan agar makanan terasa lebih enak. Perubahan perilaku kelompok Kera tersebut mulai perlahan-lahan nampak. Akhirnya sebagian besar Kera mengadopsi cara tersebut dan kebiasaan tersebut menjadi sebuah ‘Norma Baru’ dalam sekelompok Kera. Fenomena ini dikenal sebagai efek Kera ke-100 sebagai bentuk perubahan perilaku. Fenomena ini menekankan tentang arti penting sebuah perubahan perilaku. Dalam diskursus marketing banyak kita temukan tentang perubahan Consumer Behavior . Perubahan juga didorong oleh penemuan-penemuan baru dalam ruang l