Langsung ke konten utama

GEJOLAK PERJUANGAN MESIR

Oleh Moch Vichi Fadhli R


Dalam suatu penindasan, kecurigaan, dan otoritarian kekuasaan, membangkitkan naluri rakyat Mesir untuk bergerak dan melawan. Setelah 30 tahun rezim Mubarak memberikan penguatan dalam kekuasaan otoriter, pucuk-pucuk pembangkitan melawan hegemoni kuat Mubarak menerangi gelapnya kehidupan Mesir. Sikap yang mulai dikobarkan ini menyertai massa dalam skala yang besar. Terhitung ada satu juta lebih masyarakat bergabung untuk menyerukan satu suara yaitu “Turunkan Mubarak..”.
Atas dasar revolusi, rakyat mengharapkan agar segala bentuk imperialisme dan kapitalis birokrasi  segera dihapuskan. Massa yang sudah tidak percaya pada para pemegang kuasa mengharapkan agar Mubarak sesegera mungkin pergi dari tampuk pimpinannya. Sangat menarik jika ini menjadi proses transformasi nilai-nilai perjuangan akan melahirkan sikap yang heroik dan militan. Selama ini kita telah rindu pada satu pejuang perubahan yang berani melawan kuatnya kelompok penindas rakyat.
Revolusioner sejati berani menghadapi segala resiko. Dia mungkin akan tertembak, dan juga akan lebih tersakiti. Tetapi dia mampu mengobarkan api perjuangan yang tak akan pernah padam untuk membakar setiap kegelapan dunia. Terus maju, pantang mati dan berkarya demi menghancurkan penindasan.
Suatu aksi ini memberikan dampak besar pada stabilitas birokrasi Mesir. Rakyat telah mensinyalir satu mosi tidak percaya. Sehingga terus memaksa presiden berpikir keras menyelamatkan diri dan meraih pencitraan positif kepada publik. Mubarak tengah dilanda kebimbangan di tengah situasi yang panas ini. Mubarak yang sebelumnya berujar bahwa dia tidak akan mundur dari kursi kepresidenan menyulut emosi massa dalam suatu aksinya. Ini akan menjadi satu bumerang untuk Mubarak sendiri.
Selama 18 hari demonstrasi berlangsung yang memakan tiga ratus korban jiwa dan ribuan orang luka-luka tidak akan menjadi satu perjuangan yang sia-sia. Mereka juga berhadapan dengan kelompok Pro-Mubarak yang ternyata didalamnya diisi oleh kelompok partai politik yang berkuasa dan kelompok keamanan negara, bukti itu didapat setelah sekelompok demonstran anti Mubarak yang menangkap beberapa orang dari kelompok Pro-Mubarak menggeledah identitas dari dompet mereka, dan didapatkan bahwa kelompok Pro-Mubarak merupakan kesatuan dari pihak birokrasi Mesir [Sumber: Kompas].
Setelah tekanan yang bertubi-tubi akhirnya runtuh juga hegemoni kuat Mubarak. Rakyat pun berpesta. Ini semakin mengindikasikan bahwa people power sangat dibutuhkan menuju suatu perubahan. Dan menerjemahkan dalam suatu pergerakan bahwa suara rakyat adalah “Suara Tuhan” yang tidak bisa dihindarkan.
Tetapi rakyat tidak serta-merta dapat berpuas diri dahulu. Ini belum menjadi akhir dari perjuangan. Justru ini menjadi awal perjuangan dari babak yang baru. Revolusi yang diserukan belum menjamin terjadinya perbaikan politik. Tujuan yang rakyat tuntut baru berhasil menumbangkan  Mubarak, tetapi tuntutan lain mereka adalah revolusi sistem pemerintahan. Karena percuma saja jika munculnya pemimpin baru masih berada dalam sistem pemerintahan lama yang juga dihuni oleh kroni-kroni Mubarak.
Peranan Militer
Militer memiliki peranan penting pada masa transisi pasca tumbangnya Hosni Mubarak. Selama aksi demonstrasi pun militer dapat menahan diri untuk tidak bersikap represif. Mereka ternyata tidak menampakan diri sebagai pelindung setia Rezim Mubarak. Justru mereka berbalik mendukung para demonstran untuk menjatuhkan Mubarak pada kursi kekuasaannya. Sikap militer seperti ini adalah wujud dari lahirnya nilai demokratis alat pertahanan Negara yang sangat berlawanan dengan Militer di negeri kita Indonesia.

Kekuasaan pemerintahan pun untuk sementara dipegang oleh militer sampai pemilu September tiba. Rakyat berharap dalam masa transisi ini perbaikan secara bertahap akan terlaksana. Tantangan dan ancaman di hari depan akan semakin bergejolak, karena dikhawatirkan kondisi perekonomian akan goyang. Dan diharapkan dalam menjalankan tugas sementaranya pihak militer dapat mengatasinya. Revolusi tidak akan pernah berhenti demi mencapai masyarakat sejahtera dan adil.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tiktok Shop vs Pasar Konvensional

Oleh : Moch Vichi Fadhli R. S.Pd., M.M.   Pasar Tanah Abang dan beberapa toko pakaian tradisional mulai sepi. Banyak para pedagang gulung tikar dan merasa dirugikan karena kehadiran platform social-commerce dan perang harga yang tidak sesuai dengan logika pasar. Lalu, pemerintah tengah ramai ditekan agar membuat kebijakan khusus untuk menutup platform Tiktok sebagai media ekonomi yang menghancurkan UMKM tradisional. Fenomena ini sebenarnya terjadi karena adanya gap antara attitude dan behavior , Carrington (2016) pernah meneliti persoalan ini secara kritis. Krisis ini terjadi ketika pasar sendiri yang menciptakan gap di antara pilihan cara berkonsumsi secara individualis dan ketersediaan pasar secara sistemik. Hal yang mendasari tersebut adalah bagian dari kontradiksi kapitalisme yang tidak pernah bisa berhenti menciptakan hasrat tak terpuaskan dan ekses konsumsi. Dari pernyataan ini muncul ketidaksesuaian antara hasrat dan perbuatan. Ketidaksiapan masyarakat dalam mengkonsumsi m

5 Kunci Rahasia Meningkatkan Omset Penjualan bagi Sales Kanvas

  Sejauh ini, banyak sales yang masih terkendala oleh hasil penjualannya karena tidak mencapai target.   Kalau di daerah yang kita kerjakan sama sekali mengalami fase stuck dan tidak berkembang. Maka kita harus cek atau periksa hal apa yang bikin hasil dari penjualan kita stagnan. Kalau kita sudah tau masalahnya, lalu kita bisa menciptakan solusi tersebut dari masalah yang kita miliki. Jika pencapaian omset diukur dari minggu ke minggu, Berikut ini kunci rahasia   omset penjualan agar meningkat :   1.  Bekerja berbasiskan data Banyak dari kita atau sebagai sales yang meremehkan data. Padahal data adalah faktor kunci kita dalam bekerja. Sayangnya banyak di antara kita yang berfokus pada aktivitas lapangan tapi lemah dalam soal data. Dapat dikatakan bekerja terkait data erat kaitannya dengan tim administrasi atau supervisor, karena hanya mereka yang memiliki keleluasaan dalam mengakses data. Padahal bagi seorang sales, jika bekerja berdasarkan data maka seorang sales di lapangan da

Skema Pemberangusan Demokrasi Kampus

Menyikapi Peraturan Disiplin Mahasiswa UPI 2013 Oleh : Moch. Vichi Fadhli R             Pemuda dan mahasiswa semakin dihadapkan pada ketidakpastian arah dan cenderung terjerambab dalam jurang semu dunia pendidikan kekinian. Hal ini semakin tampak, dalam melihati situasi nasional yang begitu bergejolak, dengan upaya liberalisasi di tubuh pendidikan yang pada akhirnya berimbas pada melonjaknya biaya pendidikan, komersialisasi pendidikan, hilangnya akses rakyat untuk mengenyam Pendidikan Tinggi (PT), juga diskriminasi terhadap rakyat dalam mengakes bangku pendidikan.             Dalam hal ini tentunya secara alamiah akan menumbuhkan gejolak protes masyarakat lewat berbagai aksi karena abainya pemerintah dalam melakukan pencerdasan terhadap seluruh rakyat Indonesia. Khususnya pemuda dan mahasiswa sebagai warga kampus yang turut secara langsung merasakan mahalnya harga kuliah sehingga akan timbul secara sendirinya gejolak massa dalam berekspresi, juga berpendapat dalam berbagai