Oleh : Mochamad Vichi Fadhli Rachman
Secara
sadar atau tidak, bekerja tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar dalam
hidup. Sering diantara kita berharap lebih dari itu. Baik berupa gaji yang
tinggi, bonus, penghargaan ataupun kenaikan jabatan. Namun diantara nilai-nilai
tersebut tentunya harus dilalui melewati proses di dalam manajemen itu sendiri.
Ibarat mengambil buah dari pohon yang tinggi, ada sebuah upaya untuk
mencapainya. Bahkan untuk mendapatkan buahnya diperlukan suatu tangga. Begitupun
di dalam lingkungan kerja. Ada proses kerja yang harus dialami oleh pegawai
agar mendapatkan hasil yang direncanakan atau diharapkan. Beberapa tahap ini
mendorong pegawai dalam perencanaan pengembangan karir.
Di
beberapa lingkungan kerja, jarang ada yang membahas pengembangan karir. Adapun
isu tersebut mengemuka, tidak menjadi perhatian yang serius karena dianggap terasa
sungkan dibicarakan di hadapan para pimpinan manajemen. Padahal dalam suatu
organisasi ideal, pengembangan karir adalah upaya dalam membangun individu dan
organisasi itu sendiri dalam menghadapi dinamika dan pasar yang bergerak cepat.
Andrew
J. Dubrin dalam Mangkunegara, bahwa “pengembangan karir adalah aktivitas
kepegawaian yang membantu pegawai merencanakan karir masa depan mereka di
organisasi, agar organisasi dan pegawai yang bersangkutan dapat mengembangkan
diri secara maksimum”.
Sedangkan
Menurut Glueck & Lawrence, “pengembangan karir adalah kegiatan-kegiatan
terstruktur yang direncanakan oleh suatu organisasi kepada anggota-anggotanya
dengan tujuan meningkatkan pengetahuannya, atau kemampuannya sesuai dengan arah
dan kemajuan karirnya”.
Dari
beberapa pernyataan tersebut, saya menyimpulkan bahwa pengembangan karir itu
adalah suatu proses yang dibangun oleh organisasi agar mendorong seseorang
untuk mencapai kedudukan dan fungsi kerja lebih tinggi dari sebelumnya. Hal ini
dibangun dalam sistem manajemen karir di organisasi sehingga dapat memenuhi
kebutuhan organisasi.
Setiap
pegawai memiliki keinginan untuk berkembang. Meski dalam perjalanannya kerapkali
menemukan jalan buntu sehingga menutup perencanaan karir yang telah diharapkan.
Tapi ada juga seseorang yang dapat mencapai rencananya dalam mengembangkan
karir.
Sebelum
seseorang dapat mencapai pengembangan karir, maka ada faktor-faktor yang
menyebabkan seseorang dapat berkembang secara karir. Menurut Rivai, ada faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembangan karier yaitu:
1. Prestasi
Kerja
2. Eksposure
3. Jaringan
Kerja
4. Kesetiaan
terhadap Organisasi
5. Peluang
untuk Tumbuh (Growth Opportunities)
Kinerja Baik Belum Tentu Karir Berkembang
Seorang
pekerja yang separuh hidup dan waktunya penuh dihabiskan oleh pekerjaan
melontarkan sebuah pertanyaan. Ia bertanya “Apa yang layak saya dapatkan sejauh
ini? Mengapa dari dulu sampai hari ini tidak ada kesempatan untuk berkembang?”.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tentunya tidak bisa beres dalam obrolan
warung kopi dan dumelan sebagian kelompok rekan kantor saja yang mungkin
cenderung subjektif. Maka Saya akan berangkat dari teori Rivai terkait faktor-faktor
yang mempengaruhi seseorang tidak berkembang dalam karirnya.
Case pertama : Bisa jadi seorang pegawai
tersebut tidak memiliki jenjang karir karena selama kerjanya tidak
memiliki prestasi kerja dan kontribusi
yang maksimal bagi organisasi.
Case kedua : Seorang pegawai tersebut
memiliki prestasi kerja, tapi kurang terekspose di hadapan organisasi. Contoh
eksposure disini seperti seorang pegawai tersebut tidak menampilkan laporan
tertulis, tidak pernah berani tampil presentasi, kurang vokal dalam suatu even-even
tertentu. Hal ini yang dapat menghambat seseorang yang memiliki prestasi tapi
tidak terlihat di lingkungan organisasinya.
Case ketiga : Seseorang yang sebenarnya memiliki
kualitas dan kompetensi yang baik, tapi menjadi terpendam karena tidak memiliki
jaringan kerja di luar perusahaan. Hal ini juga dapat menghambat khususnya bagi
beberapa karakter perusahaan yang membutuhkan relasi yang luas di tengah
masyarakat dalam menjalankan aktivitas perusahaannya.
Case keempat : Ketika seorang pegawai memiliki
semua prasyarat untuk berkembang secara karir yang dilengkapi oleh skill,
pengetahuan, dan pengalaman kerja. Namun ada faktor yang menghambat, yaitu
tidak ada peluang untuk tumbuh di perusahaan tersebut. Peluang untuk tumbuh
disini bisa dalam bentuk beberapa hal, misalnya perusahaan tersebut bersifat
kekeluargaan atau berkarakter hirarkis yang dapat membuat jabatan dititipkan
pada keluarga terdekat, atau tidak adanya kesempatan pada karyawan karena masih
mengandalkan orang-orang lama / senior di perusahaan tersebut.
Keempat
kasus tersebut adalah kasus empiris yang sempat ditemukan di dunia kerja. Untuk dapat menjawab
kebutuhan dalam pengembangan karir, seorang pegawai harus mampu mengukur dan
mengidentifikasi dirinya dan berada di wilayah mana akar persoalannya. Sehingga
pemecahannya dapat dijawab lewat tinjauan dari akar penyebabnya. Terima Kasih.
Komentar
Posting Komentar