Oleh : Moch. Vichi Fadhli* Sewaktu kita tengah dibuai oleh lelucon dan gaya hidup para public figure , lalu terhibur oleh ketampanan grup boyband dan kemolekan personil girlband di Indonesia, pada waktu itu pula kita lupa pada saudara-saudara kita yang tersakiti. Rakyat tengah dilanda kegaduhan. Kecemasan yang muncul ialah hak untuk hidup. Kekerasan mulai tampak kembali, dan pelakunya tidak lain adalah para eksekutor suruhan yang dibekali oleh kaum pemodal. Tentunya kita tidak pernah berhenti mendengar keresahan-keresahan kaum buruh yang menginginkan jaminan upah yang layak. Upah untuk menyejahterakan anak dan istri. Dalam posisi yang tidak berada, mereka sadar bahwa mereka ingin memperjuangkan keberadaan mereka untuk hidup layak di negeri Indonesia ini. Lagi-lagi kaum yang tidak terperhatikan ini akan selalu menghadapi pertentangan. Yakni pertentangan dengan kaum kapitalis. Dan pertentangan ini harus merelakan darah yang mengalir dari tubuh-tubuh tak berdosa. Dalam kasus i